Thursday, July 06, 2006

Mulai Membuat Tulisan Kamu Bermanfaat (Sehingga kamu bisa jadi kaya)

Terlalu sering kita menemui orang-orang yang melontarkan pertanyaan,
baik kepada dirinya sendiri maupun kepada orang lain.
"Apakah kita bisa menggantungkan hidup dari menulis, menjadi seorang
seniman, perancang grafis atau pekerjaan seni lainnya?
Jawabannya......ya....kamu bisa! Asal kamu tahu caranya.

Lantas, bagaimana caranya agar kita bisa menggantungkan hidup kita
dari menulis?

Pertama-tama, jangan hanya berpikir bagaimana caranya, tapi mulailah
untuk menulis dan mempublikasikannya.

Hal terpenting di sini adalah kita harus belajar untuk bisa berpikir
sebagai dua orang yang berbeda. Apa maksudnya berpikir sebagai dua
orang yang berbeda?

Artinya, kita harus bisa berpikir sebagai penulis yang kreatif dalam
menghasilkan tulisan sekaligus bisa berpikir sebagai pebisnis yang
mempunyai pikiran dan pandangan yang tajam terhadap market (pasar)
untuk "menjual" karyamu.

Kreatif, mempunyai intuisi bisnis yang tajam, dan optimis adalah
modal yang bisa kamu gunakan untuk "menjual" hasil karyamu.

Ada beberapa langkah yang semestinya kita lakukan agar tulisan kita
bisa bermanfaat.

1. Mulailah Menulis!
Kamu mungkin sering berkhayal bahwa suatu saat kamu akan melihat
bukumu bertengger di toko buku dengan tulisan "Best Seller!". Oke,
berkhayal boleh saja untuk sekedar memotivasi dirimu, namun tanpa
diimbangi dengan tindakan nyata, khayalan tetap hanya sebuah khayalan.
Jadi, Menulislah mulai sekarang!
(Ingat! Ketenaran dan kekayaan tidak didapat hanya dengan mimpi,
semuanya butuh usaha!)

Langkah awal ini mungkin terasa sangat berat, namun yakinlah bahwa
usaha kerasmu saat ini akan segera terbayarkan.
Menulis adalah pekerjaan yang membutuhkan banyak latihan. Jika kamu
merasa tulisanmu belum cukup bagus, itu adalah hal yang wajar. Tak
perlu terlalu kecewa dan lantas berputus asa. Kamu bisa bergabung
dengan komunitas penulis untuk mendapatkan tips dan triks mengenai
menulis yang akan membuat tulisan menjadi lebih baik.

2. Mulailah dari hal yang kecil!
Memulai sesuatu dari hal yang kecil bukan berarti kamu "menjual"
tulisanmu dengan gratis. Namun, sebaiknya kamu memulai dari hal yang
sederhana dan tidak terlalu rumit. Ini adalah pilihanmu untuk menjadi
seorang penulis. Kamu bisa mulai menulis sebuah cerita pendek atau
artikel-artikel sederhana mengenai kejadian yang sedang
dibicarakan orang.

Meski mulai dari hal yang kecil, kamu tetap harus menargetkan
hasil yang ingin kamu raih nantinya. Jadi, mulailah menulis untuk
majalah, tabloid atau koran. Apapun yang kamu tulis, itulah aset
yang akan memberimu penghasilan. Begitu naskahmu diterbitkan, rasa
percaya dirimu akan semakin meningkat.

3. Semangat dan Jangan Mudah Menyerah
Memelihara semangat agar terus membara dan berkobar di dalam dada
merupakan satu masalah tersendiri yang harus dihadapi oleh seorang
penulis.

Semangatmu dan kecintaanmu untuk terus menulis akan menunjang
kesuksesan karirmu, dan juga seluruh kehidupanmu. Tapi bagaimanapun
juga, jika kamu tidak menjaga semangatmu, maka lambat laun semua itu
pasti akan menghilang.

Tidak bisa dipungkiri, suatu saat kamu akan sampai pada titik jenuh
yang membuat semangat serta kecintaanmu terhadap menulis menjadi
berkurang atau bahkan menghilang. Nah, ketika hal ini terjadi padamu,
cobalah untuk kembali bertanya pada dirimu sendiri, apakah kamu masih
merasa enjoy untuk menulis? Terkadang, jawaban yang kamu dapatkan
sungguh mengagetkan dan terdengar sangat yakin, "Tidak".

Mungkin saja hal ini terjadi karena hasil tulisanmu tidak sesuai
dengan yang kamu harapkan, atau mungkin karena seringnya naskahmu
ditolak atau karena sebab lain yang mungkin hanya kamu sendiri yang
mengetahuinya.

Pada saat seperti ini, coba ingatkan dirimu kembali bahwa kamu
sangat menyukai menulis, dan tanya kembali apakah kamu akan menikmati
menulis hari ini. Jika ya, menulislah. Tumbuhkan kembali kecintaan
kamu untuk menulis terlebih dahulu, sebelum kamu mulai melakukan hal
yang lain.

Jika masalahnya ada pada kesuksesan yang datangnya lambat (atau bahkan
belum sama sekali), jangan buru-buru berputus asa. Bersabarlah dan
jangan mudah menyerah. Menjual sebuah ide (dalam hal ini karya tulis)
itu membutuhkan waktu. Jika kamu merasa sulit sekali menahan rasa
kecewa dan putus asa, cobalah mengingatkan dirimu sendiri bahwa kamu
menulis karena kamu menyukai menulis.

Menulis seringkali menimbulkan rasa frustasi dan putus asa.
"Apakah kamu sudah berhasil menerbitkan bukumu?"
"Sudah berapa buku yang kau hasilkan?"
Tekanan-tekanan seperti inilah yang seringkali dialami oleh para
penulis.

4. Pasarkan Hasil Kerjamu
Kamu tidak bisa hanya diam saja setelah menyelesaikan sebuah tulisan.
Bahkan, meskipun tulisanmu itu diterbitkan oleh sebuah penerbit
sekalipun. Kamu tetap harus memasarkan tulisanmu kepada orang lain.
Sebab, kamulah yang mengetahui dimana kelebihan dari tulisanmu.
Perlakukan tulisanmu itu sebagai sebuah karya besar (masterpiece)
yang membanggakan bagi dirimu.

Dalam tahap ini, usaha kamu akan memerlukan kerja yang lebih keras
lagi. Kali ini pisahkan peran dirimu yang pertama (sebagai seorang
penulis) sebisa mungkin, dan berubahlah menjadi seorang yang peka dan
mempunyai instuisi bisnis yang tajam. Berusahalah agar dirimu dan
tulisanmu dikenal oleh orang lain.

Mungkin usaha awal ini akan mengalami kegagalan. Itu wajar. Kamu mungkin
tidak menyukai kegiatan marketing atau "menjual" hasil karyamu sendiri,
tapi hal ini tetap harus kamu lakukan.

Sekali kamu dikenal sebagai seorang penulis, maka kamu bisa mulai
berhenti merasa cemas. Sebab, cepat atau lambat kamu akan segera menerima
hasil dari kerja kerasmu selama ini.

Sedangkan efek marketing yang telah kamu lakukan selama ini adalah kamu
akan merasa bahwa menjadi seorang penulis itu ternyata lebih
menyenangkan. Nama dan karyamu makin dikenal dan yang perlu kamu lakukan
saat ini hanya mengatur dirimu agar tetap berada di jalur yang benar
dengan mencatat semua naskah yang kau hasilkan dan kemana kamu
mengirimnya.

Mudah bukan? Jadi tunggu apalagi?! Mulailah menulis dan "menjual"
tulisanmu agar semua tulisanmu bisa bermanfaat untuk orang lain dan
tentunya .... dirimu sendiri!

Salam,
Navo